Dalam rangka pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi, kami dari Faklutas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi, Jurusan Teknik Kebumian khususnya teknik Pertambangan mengadakan penelitian dengan konsentrasi mengangkat tentang kualitas batubara di kawasan geopark merangin Jambi. Jurusan Teknik Kebumian di UNJA baru berjalan 2 tahun dengan 3 Prodi, Teknik Geologi, Teknik Pertambangan dan Teknik Geofisika. Khusus untuk Teknik Geofisika baru berjalan 1 tahun. Umur yang masih sangat muda, ibarat bayi masih baru bisa jalan walo tertatih tatih. Demikian juga dengan jurusan teknik kebumian ini dengan segala keterbatasan staf pengajar, kami disini selalu bersemangat untuk memajukan Jurusan teknik kebumian. Para mahasiswa disinipun demikian.
Ini untuk pertama kalian Jurusan Teknik Kebumian mengikuti penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi. Prodi geologi dan pertambangan melakukan penelitian di kawasan geopark merangin yang memang sedang hangatnya menjadi bahan perbincangan di luaran propinsi Jambi. Geopak Merangin Terkenal dengan segala keindahan alam dan mempunyai nilai warisan geologi yang cukup unik.

Khusus di tempat penelitian kami, di Kabupaten Merangin ditemukan beberapa potensi keanekaragaman geologi di sepanjang aliran Sungai Merangin dan Sungai Mengkarang. Potensi-potensi tersebut, mencakup fosil flora dan fauna Jambi berumur sekitar 250-290 juta tahun (Zaman Perem Atas-Jura Awal). Fosil flora Jambi tersebut terekam pada batuan gunung api bersisipan sedimen laut (batu gamping, serpih gampingan), dan yang berfosil yaitu fusulina, krinoid, ammonit, brakhiopoda yang berumur pada Zaman Perem Awal, yakni sekitar 290 juta tahun yang lalu. Selain itu terdapat fosil tumbuhan, seperti batang kayu berukuran raksasa, daun-daunan, dan binatang laut, yaitu moluska, ammonit, fusulinid, dan oncolite.

Sungai Merangin adalah salah satu dari beberapa sungai di Kabupaten Merangin jambi yang merupakan tempat keterdapatan Formasi mengkarang sebagai pembawa fosil “Flora Jambi”.
Prodi geologi membuat tentang pemetaan batuan di kawasan geopark sedangkan Prodi Teknik Pertambangan tentang kualitas singkapan batubara yang ada di kawasan tersebut.
Hari Rabu, 4 Februari 2015, Kami menuju lokasi desa Air Batu, dari kampus jam 9 pagi. Bapak Rektor beserta Bapak Dekan Fakultas Sains dan Teknologi ikut serta dalam perjalanan ke Merangin. Tim geologi, tim pertambangan, tim kimia dan tim biologi berpartisipasi dalam penelitian ini. Sebanyak 6 mobil berkonfoi menuju Kab. Merangin.
Separo perjalanan kami singgah di rumah makan Kang Mus spesial ayam Goreng untuk makan siang sekitar jam 11.30 WIB. Menu nya mantab! Sayang, duriannya gak manis… (Efek demam durian, cuci mulut habis makan siang, makan dureeeen)

Okeee… setelah makan siang kami melanjutkan perjalanan lagi. Di dalam mobil masing masing dimungkinkan para bapak dosen dan ibu dosen tertidur kekenyangan. Hahaha. Ini terbukti di cek dengan HT tidak ada yang menjawab. Duren 1 (mobil P boy ), , Duren 2 (mobil Pak Agus), Duren 3 (mobil Pak Nando). Jam 13.40 kami singgah di masjid Raya Sarolangun untuk sholat Dhuhur.

Kami melanjutkan lagi perjalanan menuju Kota Bangko, singgah sejenak ke Kantor Bupati Merangin bertemu dengan beliau. Sepatah 2 patah dari bapak rektor untuk meminta ijin, istilah nya kulonuwun (bahasa jawa). Temanya tentang batu batuan, batu akik, gems stone. Hahaha semua pejabat demam batu akik. Tidak lama kemudian bapak bupati datang di ruangan Sekda. Lumayan lah di ruangan Sekda dapat segelas kopi, bisa merefresh muka otak dan mata…
Setelah bersalaman dan bercengkrama dengan bapak bupati, akhirnya kami di undang untuk makan malam di rumah dinas beliau, dan sekalian pemaparan proposal penelitian oleh bapak dekan. Setelah pemaparan proposal, kami di ajak berkeliling rumah dinas, melihat lihat beberapa koleksi batu fosil kayu Merangin. Dan ada juga burung khas Merangin. Sebenarnya miris melihat dengan banyaknya fosil kayu yang berada di rumah dinas. Alangkah baiknya memang masuk ke dalam museum ato di buatkan taman khusus fosil kayu, jadi semua orang bisa melihat dan menikmati warisan geologi ini. Yah.. smua kembali ke pribadi masing….


Hari pertama, kamis, 5 Februari 2015 menyusuri sungai Mengkarang untuk pemetaan geologi dan mengambil sampel singkapan batubara. Menyusuri sungai menggunakan perahu, istilah kerennya arung jeram. Kami di bantu oleh organisasi HAMPA yang diketuai oleh Badri. Segala persiapan peralatan mulai dari GPS, Kompas, palu geologi, kantong sampel, cairan HCL, ATK dan kamera. Smua masuk dalam plastik untuk mencegah kerusakan oleh air.

5buah perahu karet merah dan kuning merek Zibec buatan Korea, disiapkan untuk menjelajahi kawasan yang tengah dinominasikan sebagai bagian dari jaringan global geopark itu dengan berarung jeram. setelah mempersiapkan perahu karet, kami segera mengenakan pelampung dan helm. Arus air sungai dalam posisi sedang. Tak terlalu pasang dan tak pula terlampau surut.
Siang itu, tepat pukul 10.30, mulailah petualangan menyusuri kawasan geopark Merangin. Kami menyusuri Sungai Batang Merangin sepanjang 9 kilometer dari hulu sungai di Desa Air Batu sampai Teluk Wang di Desa Biuku Tanjung, Kecamatan Renah Pembarap.
Pengambilan sampel di hulu sungai menggunakan perahu dan sesekali kita berhenti di spot spot yang penting. Beberapa meter di depan telah menanti jeram yang berbahaya. Jeram Amin namanya. Diabadikan dari nama mendiang wartawan Sriwijaya Post yang tewas tenggelam kala meliput kejuaraan nasional arung jeram nasional pertama, pada 1997 silam. Jenazah Amin ditemukan tiga hari kemudian.
Jeram Amin memang terkenal dangerous. Di sisi kiri terdapat pusaran yang bisa menelan siapa saja. Saat ketinggian air sedang saja, jeram itu dikategorikan empat plus. Tinggi ombak bisa mencapai 6 meter. Padahal, panjang perahu karet yang kami tumpangi hanya 4 meter. Jika tak lihai dan kompak mendayung, bisa-bisa perahu terbalik.
Stop site 1, Granodiorit ini di Desa Air Batu, Sungai Merangin Jembatan Gantung, Desa Dusun Baru; dengan titik kooordinat 020 10’ 39,0”LS 1020 08’ 01,9”BT, tersingkap sepanjang aliran Sungai Merangin, sekitar Desa Dusun Baru. Pada singkapan ini dapat dilihat adanya senolit berupa basal di dalam granodiorit tersebut yang menunjukkan bahwa telah terjadi penerobosan terhadap batuan bersusunan basaltis yang lebih tua. Kekar kadang-kadang diisi oleh urat-urat kuarsa yang setempat berwarna kemerahan. Sesar yang hadir diperlihatkan oleh adanya air terjun setinggi ± 1 m. Singkapan granodiorit ini dapat dilihat dengan jelas dari jembatan gantung Desa Air Batu.

Stop Site 2 kita berhenti di tempat fosil kayu. Teluk Gedang, Sungai Merangin ; 020 09’ 43,4”LS 1020 09’ 58,2”BT Fosil ini tersingkap di pinggir Sungai Merangin pada posisi tumbuh dengan akar yang jelas dan batang setinggi ± 2,40 m dari akarnya, dan bergaris tengah ± 1,60 m. Fosil kayu ini yang merupakan salah satu ikon dari Geopark Merangin Jambi, telah mengalami pengersikkan (silisifikasi) dan hadir tegak lurus pada bidang perlapisan batuan. Bersama fosil pohon ini ditemukan juga fosil daun jenis Cordaites dan beberapa kepingan fosil kayu.

Kemudian kita berhenti di lokasi ke 3, Air terjun Muara Karing. Terkenal dengan keindahan. Pada air terjun muara karing terdapat situs batuan Perselingan batupasir kasar, menengah, dan sedang. Disini terdapat FOSIL TUNGGUL POHON IN SITU (FORMASI MENGKARANG). Muara Sungai Karing, Sungai Merangin; dengan titik koordinat 020 09’ 08,1”LS 1020 11’ 01,8”BT
Pada masa tumbuhnya, fosil ini tumbuh di rawa yang kemudian terawetkan oleh proses pengersikkan tersingkap di pinggir Sungai Merangin pada muara Sungai Karing. Fosil tunggul ini ditemukan sejumlah lima buah, di dalambatupasir halus tufan dengan Formasi Mengkarang. Beberapa fosil tunggul dapat dikenali sebagai fosil pohon Calamites yang sangat rentan terhadap erosi pada Sungai Merangin.

Menuju teluk wang sakti, arus sungai cenderung tenang. Tidak se ekstrim perjalan di awal. Teluk Wang Sakti ini juga menurut cerita adalah sebagai tempat si Bujang Bingung atau orang yang mencari – cari kawasan pemukiman ynag baik dan cocok. Bisa jadi ini juga sebagai tempat orang – orang bingung yang mengiginkan ketetapan hati karena di kawasan ini terdapat goa. Ada selentingan cerita seseorang berfoto membelakangi goa dan ketika dicetak ada bayangan keris disamping orang yang berfoto. Hawa mistik ini cukup terasa karena menurut cerita masyarakat dikawasan teluk ini ada penunggunya yaitu Buaya Gulung Tenun.

Pada salah satu sisi tebing sungainya terdpat air terjun jodo. Konon katanya kalo mandi disini bisa cepat dapat jodoh.

KONGLOMERAT FORMASI TELUKWANG
Teluk Wang Sakti ini lah dapat ditemui beberapa jenis batuan berpasir ter-metaforkan (kuarsit), granit, konfigurasi aliran, lavakuno, breksi, konglomerat dan batu lempung hitam. Kesemuanya terpampang jelas di tebing dan bantaran sungai batang Merangin dan Batang Mengkarang.
Konglomerat ini berupa jenis aneka batuan, kelabu kehijauan, tekersikkan, dengan komponen berukuran 0,5 – 20 cm, yang terdiri atas batuan gunungapi, serpih, batupasir halus, dan granit. Komponen baguan gunungapi berupa basal dan trakhit. Setempat berselingan dengan tuf dasitis.

Akhirnya perjalanan arung jeram pun selesai. Dan kami membawa 2 fosil kayu untuk di letakan di runag jurusan teknik. Fosil kayu tidak terlalu besar namun cuku berat untuk dibawa memakai tangan. Kami dijemput memakai truk, dengan membawa perahu beserta perlengkapan jeram lainnya. Cuaca saat itu hujan deras.

Sampe basecamp… mandi tiduuuuuuurrrrrrr……!